Aku

Dan begitu pula seluruh batang tubuhku dibalut dengan apa yang dinamakan kulit, yang ditumbuhi bulu diatasnya, salah satu dari panca indra kita untuk dapat merasakan apa yang dapat dirasakannya.

Suatu pemberian dari Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang patut disyukuri.
Aku yang berbadan dan berdiri menjalankan kehidupan sendiri didalam dengan tidak banyak mendapat halang rintangan, akan tetapi perjalanan hidupku diluar yang dibawakan oleh badan diriku, tidaklah dapat menyenangkan aku. Bahkan kebanyakan hasil kerjanya menyebabkan aku mengeluh oleh kerena aku menderita dibuatnya. Jalan kehidupan yang dibawakan diluar, tidak ada pegangan, suatu perjalanan yang meraba-raba dalam gelap- gulita. Yang lebih banyak membawa akibat tidak menguntungkan diri dari pada penguntungan. Dimana Letak kesalahannya ???,Segala kesalahan terletak pada ketidak tahuan apa arti hidup yang sebenarnya, dan terlampau banyak melihat kehidupan diluar.

Memang semenjak dahulu kala kebanyakan manusia tidak beruntung hidup disebabkan karena salah memahami arti hidup yang sebenarnya. Telah lama kehendak badan diturutkan, dan jarang didapat kehendak hati, akibatnya badan sengsara. Bagaimana menurutkan kehendak hati ?. Kalau kehendak hati yang diperdapat pasti akan memuaskan kepada perasaan badan dan diri. Kehendak badan yang sudah diperdapat kebanyakan membawa kecewa kepada diri. Karena kehendak badan sangat banyak tak habis-habisnya, dapat satu mau lagi, dapat satu lagi mau lagi dan begilah seterusnya. Maka inilah yang dinamakan kehendak hawa nafsu, yang tak pernah merasa puas. Sedangkan kesanggupan badan untuk mencapai kehendak yang banyak itu tidak ada. Pembawaan badan yang salah itulah yang menyebabkan kita manusia tidak beruntung.

Mungkinkah diri sanggup mencapai kehendak hati ?, kalau mungkin bagaimana cara diri membawakannya ?. Pembawaan badan berlainan dengan pembawaan diri. Badan yang selama ini tak pandai membawakan diri, merasa rendah terhadap orang lain. karena dia berkaca dan bercermin kepada kelebihan orang lain. Badannya yang dianggap dirinya dan begitu pula terhadap orang lain. Kelebihan orang diambilnya sebagai ukuran, oleh karena itu dengan sendirinya dia merasa kekurangan dari orang lain. Kelebihan orang berlainan pula, ada karena pangkatnya, kedudukanya, kekayaannya, ilmu pengetahuannya dan lain sebagainya. Maka kesemua yang disebutkan itu adalah tambahannya, datangnya dari luar dan tidak kekal. Dan bagaimana denga dirinya ?. Adakah merasa puas dengan ke-ADA-annya itu ?. Coba-cobalah bertanya kepada orang-orang yang punya kelebihan seperti yang disebutkan diatas.
Kalau mereka berilmu dan berpengetahuan, maka ilmu dan pengetahuannya dipergunakannya untuk memperbesar, memperkaya, memperolok badannya sendiri. Jarang dipergunakannya untuk kebaikan bersama.

Orang yang tahu Diri-nya tak perlu merasa rendah terhadap orang yang mempunyai kelebihan itu. Sikap hormat dan menghargai tak dibawakan untuk menunjukkan kehalusan budi pekerti kita terhadap seseorang. Itupun tak boleh berlebih-lebihan, apalagi sengaja dibuat-buat.
Apa yang dikehendaki DIRI dari kita ? Yang dikehendaki diri ialah PENYERAHAN. Penyerahan keseruhannya supaya dia bisa bebas berbuat, serahkanlah seluruh badan kepadanya, sehingga dia menguasainya dan supaya dapat dia merasakan keadaan badannya sendiri.
Ketahuilah bahwa kehidupan diri kita didalam, terbatas olah bulu dan kulit kita. Oleh karena badan tak mengetahuinya dan tak pernah mau mengenalnya, maka pintu untuknya keluar senantiasa tertutup. Badan terlampau berpegang pada kenyataan yang ada.
Walaupun dia mengetahui dan mengakui bahwa padanya ada diri yang letaknya didalam batang tubuhnya, maka anggapanya pada dirinya sendiri itu seumpama barang mati, pasif tidak aktif, padahal karena badanlah makanya diri itu diadakan. ( KARENA BURUNGLAH MAKA SANGKARNYA DIBUAT )

bersambung...

0 comments:

 
Powered By Blogger | Portal Design By Trik-tips Blog © 2009 | Resolution: 1024x768px | Best View: Firefox | Top